Kamis, 22 Januari 2009

Sejarah PT.PUPUK KALTIM Bontang

Pada tahun 1977, sebuah proyek pupuk lepas pantai dimulai di atas dua buah kapal milik Pertamina, produsen minyak Indonesia yang terbesar, yang kemudian menjadi awal dari berdirinya PT. Pupuk Kalimantan Timur, yang dikenal juga dengan Pupuk Kaltim.

Namun karena pertimbangan teknis, maka sesuai Keppres No. 43/1975 proyek tersebut dialihkan ke darat. Dan melalui Keppres No. 39/1976, Pertamina menyerahkan pengelolaannya kepada Departemen Perindustrian. Kesuksesan proyek tersebut menjadi tonggak pendirian sebuah pabrik di atas lahan seluas 493 hektar, yang tadinya merupakan area hutan di lereng perbukitan hutan Kalimantan Timur. Pupuk Kaltim resmi berdiri pada tanggal 7 Desember 1977. Bahan baku utama pabrik yang berlokasi di Bontang ini adalah gas alam yang disalurkan melalui pipa sepanjang 60 kilometer yang terentang antara Bontang dan Muara Badak.

Lima pabrik, yaitu Kaltim-1, Kaltim-2, Kaltim-3, POPKA dan Kaltim-4, menjadi bukti pesatnya perkembangan Pupuk Kaltim. Untuk mengakomodasi kebutuhan dasar para karyawan Perusahaan, berbagai fasilitas pendukung yang sangat terpadu dibangun di kawasan industri Bontang, seperti kompleks perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi dan pusat perbelanjaan. Fasilitas infrastruktur seperti jalan beraspal, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan pergudangan serta laboratorium dan pusat pengontrolan operasional membuat Bontang bertransformasi menjadi sebuah kota industri yang berwawasan lingkungan.

Pembangunan pabrik Kaltim-1 dimulai tahun 1979. Sedangkan operasi komersialnya diawali pada tahun 1987. Pabrik Kaltim-2 dibangun pada tahun 1982, ketika Kaltim-1 masih dalam proses penyelesaian. Pembangunan Kaltim-2 dapat diselesaikan tiga bulan lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan. Kedua pabrik tersebut diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1984 oleh Presiden Soeharto. Pabrik Kaltim-3 dibangun dua tahun setelah peresmian Kaltim-1 dan Kaltim-2, dan diresmikan pada 4 April 1989. Untuk meningkatkan kualitas pupuk urea yang dihasilkan melalui pabrik-pabrik itu, dibangun pula sebuah unit pembuatan urea formaldehyde (UFC-85) berkapasitas 13.000 ton per tahun.

Pabrik Kaltim-4 mulai dibangun pada tahun 1999 dengan kapasitas 570.000 ton urea granule dan 330.000 ton amoniak per tahun. Pabrik Urea Kaltim-4 selesai dibangun pada pertengahan tahun 2002, sedangkan pabrik amoniak tuntas pada awal tahun 2003.

Pada tanggal 20 November 1996, dibangun pabrik urea unit IV yang disebut dengan Proyek Optimalisasi Kaltim (POPKA), dengan nilai investasi sebesar USD 44 juta dan Rp 139 Miliar dengan kapasitas produksi 570.000 ton per tahun. Dengan dibangunnya POPKA, maka kelebihan produksi amoniak (ammonia excess) dan kelebihan gas CO2 yang biasanya terbuang ke atmosfer dapat bernilai tambah, yakni menghasilkan produk urea granule.

Pupuk Kaltim dikenal dengan pengembangan-pengembangan inovatifnya yang selalu berlandaskan kepedulian pada pelestarian lingkungan. Hal itu dibuktikan dengan telah diraihnya ISO-14001 : 1996 dari BVQI pada 20 September 2000 dan dari BV pada 4 Juni 2004. selanjutnya resertifikasi II ISO 14001 : 2004 pada bulan Mei 2007 telah menggunakan dokumen yang telah diintegrasikan dengan ISO 9001 : 2000 dan SMK3, juga dari BV.

Artikel by : www.pupukkaltim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar